Keberagaman Budaya dalam Film Yowis Ben 2
Yowis Ben 2 merupakan film kelanjutan sebelumnya Yowis Ben 1. Film ini
lanjutan kisah Bayu, Doni, Nando, dan Yayan. Setelah lulus dari sekolah, mereka
berkeinginan membesarkan nama Yowis Ben menjadi band terkenal. Permasalahan demi
permaslahan terjadi seperti; Bayu dengan masalah ekonomi keluarganya dan percintaan
Bayu dan Susan ditinggal pergi, Nando si kalem bermasalah dengan bapaknya ingin
nikah dengan biduan, Yayan yang sudah menikah tidak boleh jauh oleh istrinya,
sedangkan Doni masih betah dengan kejombloannya.
Berniat untuk membesarkan Yowis Ben, band ini membutuhkan manager. Cak
Jon diperankan Arif Didu dipilih menjadi manger Yowis Ben disepekati Bayu, Doni, Nando, dan Yayan. Mulailah
tour manggung di tempat aneh misalnya
penjara napi, taman kanak-kanak, hingga panti jumpo. Bayu merasa tidak beres
Cak Jon sebagai manger. Bayu dan Doni memutuskan untuk mengganti Cak Jon dengan
manger yang profesional. Saat menuju pulang, Bayu dan Doni bertemu dengan Cak
Jim diperankan oleh Timo Scheunemann dan Marion asistennya, mengaku manager
profesional, iming-iming ingin menjadi band besar. Kata Cak Jim,”Bila Yowis Ben
ingin menjadi band hebat kita ke Bandung karena di sana industri musik cukup
bagus.” Dan mereka menerima tawaran Cak Jim untuk menjadi manger Yowis Ben. Tapi akahirnya mereka di tipu oleh Cak Jim.
Permasalahan
demi permasalahan bermunculan, saat di tipu oleh Cak Jim hingga Bayu
dan teman-teman berasal dari Malang fasih bahasa Jawa, harus beradaptasi
dengan
masyarakat Bandung mayoritas berbahasa Sunda. Tapi menjadi sebuah komedi
pecah dua logat bahasa ini dipadukan. Saat
adegan Bayu dan kawan-kawan di dalam
angkot mendengar percakapan orang sunda, bingung apa yang sedang orang tersebut
katakan. Begitu pun sebaliknya, saat Bayu dan kawan-kawannya memakai bahasa Jawa,
orang sunda tidak paham apa yang dikatakan Bayu. Komedianya cukup sederhana
yang bener-bener dekat dengan lingkungan kita. sutrada fajar Nugros dan Bayu
Skak sangat merakyat dalam meracik sebuah komedi yang bisa dinikmati oleh penonton.
Selain itu, soal asmara. Bayu, Doni, dan Nando, mulai muncul
benih-benih cinta. Bayu move on dari Susan ditinggal pergi kuliah ke
eropa, bertemu dengan Asih diperankan Anya Geraldine mojang Bandung, Doni selalu
melirik Marion asisten Cak Jon diperankan Laura Theux, juga Nando dengan Devian
semakin dekat. Cerita asmara terbilang sederhana tidak terlalu menonjol seperti
Yowis Ben 1, dalam film keduanya banyak menonjolkan persahabatan, keluarga
, dan prinsip band tersebut.
Film kedua ini, Fajar Nugros dan Bayu Skak selaku sutradara
memunculkan wajah-wajah baru seperti Asih yang diperankan oleh Anya Geraldine,
Mia diperankan Anggika Borsteli, Marion diperankan Laura Theux, dan Cak Jim dipernkan
Timu Scheunemann. Kehadiran pemain baru menjadi udara segar bagi penonton.
Karakter aktor dalam cerita ini cukup kuat, masing-masing
memerankan dengan maksimal terlihat natural. Alur cerita padat dan banyak
konflik-konflik bermunculan dikemas dengan baik. Untuk komedi sangat terhibur, logat dua
suku Jawa dan Sunda bertemu dipadukan menjadi sebuah komedi, keren menurut
saya. Sederhana bikin orang tertawa terbahak-bahak kekocakan dari mereka.
Pesan
yang disampaikan sangat mendalam, saat Bayu, Nando, Doni, dan Yayan
saat pindah ke Bandung mereka harus mempelajari budaya baru.
Bagaimana dalam film ini menyampaikan indahnya keberagamaan budaya
Indonesia.
Menampilkan bahwa Indonesia ini beragama suku tapi tetap satu. Selain
itu,
persahabatan, keluarga, dan prinsip, ketika Nando bersikeras menolak
saat Yowi
Ben dikolaborasikan dengan Rapper Cum diperankan artis yotuber yakni Skinnyindonesian24, karena merubah prinsip dari lagu Yowis Ben tersebut. Lalu,
Yayan menolak saat Yowis Ben disponsori oleh minuman keras, Yayan menolak tidak sejalan dengan ajaran agama yang ia miliki,
hingga ia memutuskan untuk keluar dari Yowis Ben bersama Nando. Tapi akhirnya mereka bersatu kembali. Jancoklah.
0 komentar